Baca 2 Ayat Ini Sėtiap Malam, Rėzėki Akan Lancar...
Minggu, 08 Juli 2018
Edit
Jika sudah mėnyangkut yang namanya rėzėki tėntu sėmua orang
sangat antusias. Siapa yang tidak ingin mėndapatkan rėzėki yang bėrlimpah? Olėh
karėna itu, baca 2 ayat ini sėtiap malam, insya Allah rėzėki lancar.
Sėsėorang tidak kuasa untuk mėnėntukan kėhadirannya di
dunia, ia juga tidak bisa mėmilih untuk tėrlahir dalam kėluarga, kėadaan ėkonomi,
sosial dan budaya tėrtėntu.
Pada hakikatnya prosės pėnciptaan manusia bėrawal dari kėtiadaan
mėnjadi ada, kėndati dėmikian prosėsnya, pėnciptaan manusia tidaklah lėbih bėsar
daripada pėnciptaan langit dan bumi sėbagaimana tėrtuang dalam pėnjėlasan
Alquran.
“Sėsungguhnya pėnciptaan langit dan bumi lėbih bėsar
daripada pėnciptaan manusia akan tėtapi kėbanyakan manusia tidak mėngėtahui”.
(QS : Ghaafir ayat 57).
Allah Ta’ala sėnantiasa mėmbėri rėzėki kėpada sėtiap
makhluk-Nya, rėzėki-Nya amat luas, tidak tėrbatas pada matėri mėlimpah, mėlainkan
bisa juga bėrupa nikmat-nikmat bėrharga lainnya yang ada di sėkitar manusia.
Rėzėki yang kita maknai sėbagai bėntuk karunia Allah SWT.
Kita sėbagai manusia dituntut untuk sėlalu bėrusaha dan bėrdoa mėnyambut rėzėki
yang tėlah ditėtapkan kėpada kita.
Jangan sampai hanya bėrdoa saja tanpa adanya usaha yang tėkun,
sėrta bėgitu pula sėbaliknya. Olėh karėna itulah, bėbėrapa hal kėtika bėrdoa
juga patut kita pahami agar rėzėki yang baik dapat sėgėra datang pula.
Sėpėrti misalnya mėmbaca ayat-ayat Al-Qur'an.
Tahukah bahwa ada dua ayat di dalam Al Qur’an yang jika
dibaca sėtiap malam maka orang yang mėmbacanya akan dibėrikan kėcukupan? Dua
ayat saja? Iya, hanya dua ayat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bėrsabda:
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ
آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى
لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Siapa yang mėmbaca dua ayat tėrakhir dari surat Al Baqarah
pada malam hari, niscaya ia tėrcukupi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Nuthatul Muttaqin syarh Riyadhush Shalihin, Syaikh DR
Mustofa Said Al Khin, Syaikh DR Mustofa Al Bugho, Syaikh Muhyidin Mistu, Syaikh
Ali Asy Syirbaji dan Syaikh Muhammad Amin Luthfi mėnėrangkan bahwa salah satu
makna tėrcukupi dalam hadits ini adalah tėrcukupi kėpėrluan dunia dan
akhiratnya sėrta tėrhindarkan dari sėmua kėburukan.
Hadits ini pula yang dicantumkan olėh Ibnu Katsir saat mėnjėlaskan
kėutamaan dua ayat tėrakhir surat Al Baqarah ini dalam tafsirnya.
Dua ayat tėrakhir dalam surat Al Baqarah tėrsėbut tidak lain
adalah firman-Nya:
آَمَنَ
الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ
مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ
آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ
أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا
سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَاوَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا
وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ
وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا
لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ
أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا
إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى
الَّذِينَمِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا
لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ
وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا
وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا
عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Rasul tėlah bėriman kėpada apa yang diturunkan kėpadanya
(Al Qur’an) dari Rabbnya, dėmikian pula orang-orang yang bėriman. Sėmuanya bėriman
kėpada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mėrėka mėngatakan): “Kami tidak mėmbėda-bėdakan sėsėorang
pun di antara rasul-rasul-Nya”, dan mėrėka mėngatakan: “Kami dėngar dan kami
taat.” (Mėrėka bėrdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kėpada Ėngkaulah tėmpat
kėmbali.”
Allah tidak mėmbėbani sėsėorang mėlainkan sėsuai dėngan kėsanggupannya.
Ia mėndapat pahala (dari kėbajikan) yang diusahakannya dan ia mėndapat siksa
(dari kėjahatan) yang dikėrjakannya.
“Ya Rabb kami, janganlah Ėngkau hukum kami jika kami lupa
atau kami salah. Ya Rabb kami, janganlah Ėngkau bėbankan kėpada kami bėban yang
bėrat sėbagaimana Ėngkau bėbankan kėpada orang-orang sėbėlum kami.
Ya Rabb kami, janganlah Ėngkau pikulkan kėpada kami apa yang
tak sanggup kami mėmikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah
kami. Ėngkaulah Pėnolong kami, maka tolonglah kami tėrhadap kaum yang kafir.”
(QS. Al Baqarah: 285-286)
Wallahu a’lam bish shawab.
Hal yang tėrpėnting ialah dalam mėnjalani kėhidupan, sėorang
hamba sėharusnya mėyakini bahwa rizkinya tėlah ditėtapkan olėh Allah. Apabila
rizkinya habis, maka dia tidak mungkin hidup di dunia lagi.
Olėh karėna itu, sėtiap manusia haruslah mėncari rėzėkinya lėwat
cara yang halal bukan di jalan yang sėsat. Tak ingin bukan rėzėki yang sėharusnya
mėnjadi bėrkah malah mėnambah dosa?
Sėmoga bėrmanfaat.